Halo gengs, kali ini saya mau cerita tentang acara ngumpul yang jadi rutinitas kami selama beberapa tahun ini setelah lulus SMA. Ada beberapa hal yang masih gabisa bikin saya move on dari masa SMA salah satunya MPKOS, Jadi, ada beberapa foto yang nantinya bakalan saya share karena kalau di IG kebanyakan bakalan jadi spam buat followers yang sebenarnya gak terlalu banyak juga si wkwkwk. Saya tidak akan bercerita panjang lebar tentang kenangan kami selama di MPKOS, karena kenangannya gak bakal selesai kalau diceritain :P.

Entah kenapa kalau lagi mau ada jadwal ngumpul bareng mereka, saya selalu punya jadwal yang lumayan, dan waktunya yang malam selalu memancing emosi mama untuk berkata.

"Bemalaman tarus, kadada waktu lain kah ?"

Beberapa pesan dari BBM yang mengingatkan untuk segera pulang kerumah.

Walau saya tak tahu siangnya kapan, tapi... saya tertawa saja wkwkwkwk. Banyak hal  yang kami bicarakan, kebanyakan yang kada befaedahnya jua pang, tapi kenapakah selalu rami mun tekumpulan. -_-. Jadi kalau mereka udah pada pulang ke BJM, saya menjadi anak nekat yang keluar rumah pada malam hari. -__- Tak terkendali, tapi semua demi moment bersama mereka, yang selalu tak terlupakan setiap detiknya.

Liat aja nih, muka mereka lucu-lucu kan, pas banget muka pembagi kebahgiaan

Beberapa waktu ini, saya terkadang melintaskan pikiran saya terhadap kalimat yang disusun oleh teman saya yang mengatakan bahwa..

"Pada dasarnya (kami) laki-laki, (yang mendekati) hanya coba-coba saja, NOTHING tulus kepada kalian (wanita), setelah kami mendapatkan yang cocok, barulah kami akan memperjuangkannya"

Pertanyaannya sekarang, apakah semuanya sama ? Terkadang orang aneh ini, memang selalu benar dalam hal seperti ini, dan sepertinya yang kali ini juga benar. Hehehehe.

Hello cincaaa, giaps kalo bole tau ? lagi insomnia kaya saya ? wkwkwk. Okay, lagi pengen nulis aja sih... Tadi saya baru jalan sama Rifqi dan pas mmakan disebuah tempat makan di Mall, ada dua orang ibu-ibu yang duduk menghampiri saya berdua. Satunya kira-kira berumur 40 lebih-an dan satunya lagi 60-an ? mungkin ? oma-oma gitu. Pas duduk beliau minta izin kepada saya untuk duduk didepan saya sambil menunggu antrian tempat duduk yang kali itu kebetulan sedang penuh-penuhnya. Beberapa detik kemudian, beliau mulai menyapa saya. 

"Dek, numpang duduk disini ya.."

"Wah silahkan bu, saya makan dulu nih"

"Anaknya pinter ya makan sendiri"

"-___________________________-" (Njir, anak.. terkadang saya tahu bahwa wajah saya tidak cukup imut untuk mendefinisikan bahwa saya bukan seorang isteri atau seorang ibu yang sudah memiliki anak)

"Wah emang iya bu, dia emang sering makan sendiri kaya gini heheheh"

"Pinter banget anaknya"

"Iya bu (Ya, saya sekalianin aja), kalau dirumah biasanya saya sama papahnya dia gak kerepotan kalau ngurus dia makan"

"Waktu ngelahirin pasti normal nih ya ?"

"Wah itu pasti bu... hehehehe"

Njir, sudah berlanjut kesana syukurnya cucu dari ibu-ibu itu memanggil dan memberitahukan tempat meja mereka pindah.